KOMPAS.com/ Ilustrasi
TIMIKA, KOMPAS.com -
Stasiun Meteorologi Timika mengimbau warga yang akan berlayar di Laut
Arafuru untuk berhati-hati dan lebih sering memantau kondisi cuaca,
mengingat adanya potensi gelombang tinggi di perairan tersebut.
Forecaster
Stasiun Meteorologi Timika, Sony Hartono menyatakan hasil pantauan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada potensi
gelombang tinggi dengan rata-rata ketinggian 1,5 hingga 2,5 meter dan
maksimal bisa mencapai 6 meter.
Menurut Sony, gelombang tinggi ini muncul akibat adanya titik-titik tekanan udara rendah (low pressure area)
di sekitar Australia sehingga angin masih bergerak ke daerah yang
bertekanan rendah ini. Dampaknya, laut yang berada di Selatan Indonesia
akan bergelombang, seperti Laut Arafuru.
"Saya sempat kaget
melihat ada 4 titik daerah bertekanan rendah di selatan Indonesia. Hal
yang sangat jarang terjadi, biasanya hanya 1 atau 2 titik saja. Tidak
mengherankan jika cuaca panas," jelas Sony di Kantor Stasiun Meteorologi
Timika, Bandara Mozes Kilangin, Selasa (5/3/2013).
Sementara itu,
dampak siklon tropis di Kabupaten Mimika, khususnya Kota Timika menurut
Sony adalah cuaca panas dan berkurangnya curah hujan. Dalam 2 pekan ini
curah hujan sangat rendah, hal yang jarang sekali terjadi di Timika,
yang dalam kondisi normal hampir setiap hari diguyur hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar