CALIFORNIA - Lingkungan alam memiliki "lawan" yang lebih tangguh ketimbang karbon dioksida. Adalah gas rumah kaca (greenhouse), yang merupakan unsur nitrous oxide dan diklaim 300 kali lipat lebih berbahaya, karena unsur ini mampu menghancurkan lapisan ozon.
Nitrous oxide dapat merusak lapisan ozon setiap kali unsur ini dilepaskan ke atmosfer melalui aktivitas manusia seperti praktek-praktek pertanian, pengolahan limbah serta pembakaran bahan bakar fosil. Kendati demikian, alam menyediakan "penangkal" yang mampu mengubah nitrous oxide menjadi unsur yang lebih ramah lingkungan.
Dilansir Astrobio, Minggu (25/11/2012), menurut studi yang dilakukan Frank Loeffler, peneliti dari University of Tennesseegas, ia mengatakan gas rumah kaca ini mampu dilawan dengan mikroorganisme bernama denitrifiers. Mikroorganisme ini mampu "bertarung" melawan nitrous oxide dengan cara mentransformasikan unsur tersebut menjadi gas nitrogen tidak berbahaya.
Temuan ini telah dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences. Frank dan timnya kini menemukan bahwa kemampuan denitrifiers ini juga dimiliki oleh sejumlah grup mikroorganisme lainnya.
Mikroorganisme ini mampu mengubah nitrous oxide menjadi gas yang tidak berbahaya, dengan cara "mengonsumsi" unsur tersebut. Dengan demikian, proses tersebut mampu mengurangi emisi dan efek gas rumah kaca.
"Sebelum kita melakukan penelitian ini, ada ketidaktetapan dalam prediksi emisi nitrous oxide. Ini berdasarkan pada proses yang telah diketahui, hingga konsumsi nitrous oxide," ujar Frank.
Menurutnya, penemuan tentang keragaman mikroba dan kontribusinya untuk mengonsumsi nitrous oxide, memungkinkan komunitas ilmiah untuk mengedepankan pemahaman atas kontrol ekologi. Kontrol ekologi ini terkait emisi nitrous oxide secara global dan menyempurnakan model siklus gas rumah kaca.
Wikipedia menerangkan, gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global (global warming) sejak pertengahan abad ke-20, kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca.
Sumber: http://warungkopi.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar