Saat musim panas seperti ini beberapa negara di kawasan utara dan
barat banyak yang mengalami gelombang panas. Gelombang panas dan
perubahan iklim yang esktrem ini bisa berbahaya bagi manusia hingga
menyebabkan kematian.
Gelombang panas adalah cuaca yang
terlalu panas dan terjadi secara berkepanjangan, biasanya disertai
dengan kelembaban tinggi. Suhunya di atas 35 deajat celsius bahkan
beberapa negara pernah mengalami hingga 40 derajat celsius.
Jika
suhu panasnya terlalu ekstrem maka tubuh akan mengalami reaksi
kelelahan yang ditandai dengan gejala pusing, sakit kepala bahkan
mengalami pingsan.
Namun jika kondisinya sangat parah bisa
menyebabkan seseorang mengalami stroke panas (heat stroke) yang
memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Ketika gelombang
panas ini terjadi secara berkelanjutan, maka konsekuensi kesehatan lain
bisa lebih serius seperti sunstroke bahkan kegagalan organ tubuh utama.
Saat
tubuh menghadapi udara panas, maka ada dua cara yang dilakukan oleh
tubuh untuk mengatasinya yaitu melalui berkeringat dan bernapas. Kondisi
ini akan bertambah parah dan bisa meningkatkan angka kematian jika
tetap terjadi saat malam hari, karena tubuh mengalami kewalahan akibat
kurangnya waktu untuk beristirahat.
Dikutip dari
Scientificamerican, ketika tubuh seseorang terkena udara panas dalam
jangka waktu yang lama, maka kondisi ini akan menghalangi kemampuan
tubuh untuk berkeringat. Hal ini disebabkan keringat dikeringkan oleh
udara akibat adanya efek pendinginan pada tubuh.
Jika
seseorang berhenti berkeringat, maka dalam jangka waktu yang pendek
seseorang akan mengalami perpindahan dari kelelahan panas (heat
exhaustion) menjadi stroke panas (heat stroke).
Dalam proses
transisi ini biasanya diawali dengan keluar banyak keringat, lalu tubuh
akan berhenti berkeringat dan merasa panas. Hingga akhirnya kondisi ini
akan mempengaruhi otak yang ditandai dengan tiba-tiba merasa bingung dan
bisa kehilangan kesadaran.
Bagian tubuh yang akan terkena dampak peningkatan suhu ekstrem ini adalah sistem saraf pusat dan juga sistem peredaran darah.
Reaksi
awal dari tubuh terhadap panas yang berlebihan adalah mengalami ruam
panas dan juga kram otot. Jika tidak segera ditangani maka akan timbul
gejala yang lebih berat akibat otot tidak mendapatkan elektrolit yang
cukup. Salah satunya adalah kulit berubah menjadi merah dan kering.
Orang
yang paling rentan mengalami kematian akibat peningkatan suhu panas
yang terlalu ekstrem adalah orang yang berusia lanjut, tidak memiliki
akses ke pendingin udara, orang yang obesitas dan orang yang mengonsumsi
obat-obatan tertentu.
Hingga saat ini belum bisa dipastikan
berapa suhu terpanas yang bisa ditoleransi oleh tubuh, karena setiap
manusia berbeda, kelembaban tubuhnya juga berbeda serta perbedaan jenis
dari temperatur.
Jika seseorang terpapar udara panas dalam
jangka waktu yang panjang, hal terpenting yang harus dilakukan adalah
segera mengonsumsi air yang cukup meskipun tubuh tidak merasa haus.
Usahakan
untuk menggunakan baju yang tipis dengan warna cerah, hindari
mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi serta nyalakan pendingin
ruangan untuk mengurangi panas dan membuat udara di sekitar menjadi
lebih sejuk.
Sumber: http://108csr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar