Senin, 04 Maret 2013

Bukti Pemanasan Global Ada Sejak Zaman Purba


Bigeye Solderfish - NOAA @ Flickr

Catatan zaman jurasik bercerita tentang bahaya pemanasan global dan perubahan iklim terhadap ekosistem kelautan. Cerita ini terungkap dari hasil penelitian Plymouth University yang diterbitkan Senin (18/2).
Risiko pemanasan global bagi kelangsungan ekosistem kelautan ini diperoleh dengan menganalisis data fosil yang telah berusia 180 juta tahun yang berguna untuk memrediksi dampak perubahan iklim pada abad mendatang.
Menggunakan ilmu geologi dan palaentologi, tim peneliti menyimpulkan, kenaikan suhu air laut memengaruhi kandungan oksigen dalam air yang memicu perubahan drastis pada komunitas di laut. Perubahan drastis tersebut terlacak pada jejak-jejak kelautan era jurasik yang pulih dari efek pemanasan global dan perubahan iklim.
Profesor Richard Twitchett, dari Jurusan Geografi, Bumi dan Ilmu Lingkungan di Plymouth University menyatakan: “Penelitian kami atas fosil ekosistem laut menunjukkan, perubahan iklim yang sangat parah dalam waktu yang panjang akan menyebabkan musnahnya kehidupan di laut dan menimbulkan dampak yang tak bisa dipulihkan lagi pada masa datang.”
Hasil penelitian yang dibiayai oleh Natural Environment Research Council ini sudah diterbitkan bulan ini dalam jurnal ilmiah PLOS ONE.
Profesor Twitchett bersama rekannya dari Plymouth University, Dr Silvia Danise dan Dr Marie-Emilie Clemence, memelajari sedimentasi bebatuan di laut dan unsur-unsur fosil yang terkandung di dalamnya. Mereka berhasil mengungkap kondisi lingkungan di dasar laut mulai saat lapisan bebatuan tersebut terbentuk.
Tim peneliti, bekerja sama dengan Dr Crispin Little dari University of Leeds, lalu menganalisis data ekologis dikaitkan dengan data perubahan temperatur, kenaikan air laut dan konsentrasi oksigen yang telah tersedia.
“Dalam laboratorium kami memisah-misahkan sampel dan mengidentifikasi semua fosil yang ada. Kami lalu menganalisisnya sesuai kondisi lingkungan saat ini,” tutur Dr Danise. Tim peneliti juga menganalisis proses ekologis pembentukan lapisan dan perubahan di dasar laut dari waktu ke waktu.
Hasilnya, para peneliti menemukan “zona mati” (dead zone) di lapisan bebatuan yang mereka teliti. Dalam lapisan zona mati ini tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan dan fosil. Setelah lapisan zona mati ini, para peneliti menemukan lapisan bebatuan yang mengandung kehidupan baru dengan jenis spesies yang berbeda.
Menurut para peneliti, pola perubahan pada masa jurasik ini hampir sama dengan pola perubahan yang terjadi pada pada masa modern. Saat pemanasan global terjadi, suhu dan permukaan air laut akan meningkat. Kondisi ini merusak ekosistem laut dan menurunankan kandungan oksigen dalam laut. Hal inilah yang memicu kepunahan ekosistem di laut sebelum akhirnya suhu bumi kembali turun dan ekosistem baru kembali muncul.


Sumber: Redaksi Hijauku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar