Rabu, 13 Maret 2013

Awas, Gelombang Panas yang Bisa Mematikan




Saat musim panas seperti ini beberapa negara di kawasan utara dan barat banyak yang mengalami gelombang panas. Gelombang panas dan perubahan iklim yang esktrem ini bisa berbahaya bagi manusia hingga menyebabkan kematian.


Gelombang panas adalah cuaca yang terlalu panas dan terjadi secara berkepanjangan, biasanya disertai dengan kelembaban tinggi. Suhunya di atas 35 deajat celsius bahkan beberapa negara pernah mengalami hingga 40 derajat celsius.


Jika suhu panasnya terlalu ekstrem maka tubuh akan mengalami reaksi kelelahan yang ditandai dengan gejala pusing, sakit kepala bahkan mengalami pingsan.


Namun jika kondisinya sangat parah bisa menyebabkan seseorang mengalami stroke panas (heat stroke) yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.


Ketika gelombang panas ini terjadi secara berkelanjutan, maka konsekuensi kesehatan lain bisa lebih serius seperti sunstroke bahkan kegagalan organ tubuh utama.


Saat tubuh menghadapi udara panas, maka ada dua cara yang dilakukan oleh tubuh untuk mengatasinya yaitu melalui berkeringat dan bernapas. Kondisi ini akan bertambah parah dan bisa meningkatkan angka kematian jika tetap terjadi saat malam hari, karena tubuh mengalami kewalahan akibat kurangnya waktu untuk beristirahat.


Dikutip dari Scientificamerican, ketika tubuh seseorang terkena udara panas dalam jangka waktu yang lama, maka kondisi ini akan menghalangi kemampuan tubuh untuk berkeringat. Hal ini disebabkan keringat dikeringkan oleh udara akibat adanya efek pendinginan pada tubuh.


Jika seseorang berhenti berkeringat, maka dalam jangka waktu yang pendek seseorang akan mengalami perpindahan dari kelelahan panas (heat exhaustion) menjadi stroke panas (heat stroke).


Dalam proses transisi ini biasanya diawali dengan keluar banyak keringat, lalu tubuh akan berhenti berkeringat dan merasa panas. Hingga akhirnya kondisi ini akan mempengaruhi otak yang ditandai dengan tiba-tiba merasa bingung dan bisa kehilangan kesadaran.


Bagian tubuh yang akan terkena dampak peningkatan suhu ekstrem ini adalah sistem saraf pusat dan juga sistem peredaran darah.


Reaksi awal dari tubuh terhadap panas yang berlebihan adalah mengalami ruam panas dan juga kram otot. Jika tidak segera ditangani maka akan timbul gejala yang lebih berat akibat otot tidak mendapatkan elektrolit yang cukup. Salah satunya adalah kulit berubah menjadi merah dan kering.


Orang yang paling rentan mengalami kematian akibat peningkatan suhu panas yang terlalu ekstrem adalah orang yang berusia lanjut, tidak memiliki akses ke pendingin udara, orang yang obesitas dan orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.


Hingga saat ini belum bisa dipastikan berapa suhu terpanas yang bisa ditoleransi oleh tubuh, karena setiap manusia berbeda, kelembaban tubuhnya juga berbeda serta perbedaan jenis dari temperatur.


Jika seseorang terpapar udara panas dalam jangka waktu yang panjang, hal terpenting yang harus dilakukan adalah segera mengonsumsi air yang cukup meskipun tubuh tidak merasa haus.


Usahakan untuk menggunakan baju yang tipis dengan warna cerah, hindari mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi serta nyalakan pendingin ruangan untuk mengurangi panas dan membuat udara di sekitar menjadi lebih sejuk.

Sumber: http://108csr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar