Rabu, 20 Februari 2013

Pemanasan Global Tanpa Kendali Akibat Lepasnya Metana



Pemanasan Global Tanpa Kendali Akibat Lepasnya Metana


Makin cepatnya pemanasan global seperti yang telah digambarkan dapat semakin di luar kendali akibat lepasnya metana yang saat ini terperangkap dalam deposit hidrat metana yang tidak stabil di Arktik karena pengaruh pemanasan global. 

Sampel-sampel inti yang diambil dari lapisan lama sediment laut digunakan untuk menelusuri perubahan iklim yang terjadi puluhan juta tahun lalu. Dengan menganalisa berbagai fosil kerang yang terdapat dalam sedimen-sedimen itu, kita bisa menelusuri perubahan temperatur air laut dan kadar CO2 di atmosfer pada waktu fosil itu terbentuk dan tersimpan. Kerang-kerang itu mengandung karbon dari CO2 di atmosfer yang larut dalam air laut ke tempat mereka tinggal, seperti yang terjadi saat ini juga. 

Dari rekaman-rekaman ini, tampaknya ada periode-periode pendek, hanya sekitar beberapa ratus tahun, ketika peningkatan cepat temperatur Bumi terjadi. Dalam periode pendek ini, kenaikan suhu hingga 8 derajat Celsius tampaknya terjadi sesudah masa panjang kenaikan suhu udara sebesar 5 hingga 7 derajat Celsius, sehingga membuat suhu udara lebih panas 15 derajat Celsius dari saat ini. Temperatur kemudian turun kembali dan seluruh proses kenaikan dan penurunan itu hanya berlangsung beberapa ratus tahun saja. 

Kemungkinan terbesar penyebab cepatnya pemanasan global dalam waktu singkat ini adalah lepasnya metana ke dalam atmosfer. Sebagai gas rumah kaca, metana 60 kali lipat lebih kuat daripada CO2, tetapi ia hanya berada di atmosfer sekitar sepuluh tahun, sehingga efek gas rumah kacanya cepat hilang bila dibandingkan dengan CO2 yang bertahan di atmosfer selama 100 tahun. Jumlah CO2 tidak cukup untuk mempercepat pemanasan, dan jika CO2 adalah penyebabnya, maka peningkatan temperatur udara itu akan berlangsung jauh lebih lama. 

Hidrat metana banyak terdapat di seluruh dunia saat ini. Di antaranya yaitu metana yang tersimpan di dalam deposit kurungan air yang tak stabil, yang jika terganggu, ia melepaskan metana. Hidrat metana terdapat di delta-delta sungai besar seperti delta Amazon dan daerah delta lama seperti Teluk Meksiko. Sungai-sungai besar menghanyutkan jutaan ton sedimen yang mengandung unsur-unsur tanaman yang terus membusuk setelah sedimen itu tertimbun di dalam delta sungai. Pembusukan anaerobik ini memproduksi metana yang terperangkap dalam sedimen sebagai hidrat metana. Ketika terjadi perubahan temperatur dan tekanan di dalam air, maka metana itu dengan sangat cepat terlepas dalam jumlah yang amat besar. 

Bentuk lainnya adalah hidrat metana beku dimana metana itu terperangkap dalam campuran es dan air. Jika campuran itu menghangat atau tekanan pada es itu berkurang, maka metana itu terlepas. Hidrat metana beku bisa mengandung 170 volume metana. Hidrat-hidrat beku itu terdapat pada endapan dalam lempengan dasar laut di Laut Artik. 

Metana juga dapat terperangkap pada lapisan tanah es di atas lapisan materi tumbuhan yang terletak lebih rendah dan tidak membeku. Materi tanaman itu membusuk dan memproduksi metana, lalu terperangkap oleh tanah es beku di atasnya. Jika lapisan tanah es itu mencair, maka metana yang berada di bawah lapisan itu akan terlepas ke atmosfer. Tanah es yang begitu luas di belahan bumi utara amat yang menangkap metana berpotensi melepaskannya, jika tanah es itu mencair akibat pemanasan global. 

Teori tentang cepatnya peningkatan dan penurunan temperatur ini, berdasarkan catatan geologi dari 55 juta tahun yang lalu, menyebutkan bahwa pemanasan global yang terjadi secara bertahap akibat suatu kejadian alam menyebabkan naiknya suhu udara sebesar 5 hingga 7 derajat Celsius lebih tinggi daripada rata-rata (lebih tinggi daripada temperatur saat ini). 

Pada titik ini, metana yang terperangkap dalam deposit hidrat metana mulai terlepas ke atmosfer dan mempercepat laju pemanasan. Hal ini akan mengakibatkan pemanasan dan pelepasan metana lebih lanjut. Begitu atmosfer makin panas, maka berbagai tipe deposit metana akan terlepas. Siklus terlepasnya metana memicu peningkatan pemanasan dan menyebabkan makin banyak metana yang terlepas dari area-area timbunan metana lain di dunia begitu pemanasan global dimulai. 

Ada sebuah foto menarik yang memperlihatkan sebuah asap metana keluar dari lapisan es Artik. Foto itu menunjukkan bawa fenomena yang diceritakan di atas dapat terjadi. Ada pula kasus pengeboran minyak yang tidak berhati-hati sehingga menyebabkan terlepasnya metana dalam jumlah besar dari deposit hidrat. Hilangnya kapal-kapal di daerah segitiga Bermuda dapat diterangkan dengan sebuah teori, yaitu bahwa metana tiba-tiba dilepaskan dalam jumlah banyak sehingga mengurangi gaya tekan ke atas air laut, sehingga kapal itu tenggelam. 

Jadi, apakah saat ini metana merupakan ancaman? Mari kita bahas situasinya. Kita mengetahui bahwa terdapat hidrat metana dan deposit tanah es yang begitu luas di seluruh dunia. Kita mempunyai bukti bahwa kita sekarang berada pada permulaan periode pemanasan global yang diperkirakan makin memburuk karena terlepasnya CO2 ke atmosfer secara terus menerus akibat pembakaran bahan fosil. Model komputer terbaru yang memperhitungkan efek umpan balik pemanasan global yang telah terjadi menerangkan bahwa sekitar tahun 2050 kita mungkin tidak bisa lagi memanfaatkan hutan hujan Amazon sebagai penyimpan karbon. 

Hal ini dapat membuat temperatur udara meningkat menjadi 5 hingga 8 derajat Celcius sebelum tahun 2100. Kejadian ini tak dapat diperkirakan dan saat ini tak seorang pun yang benar-benar tahu bagaimana sisem lingkungan dunia akan berubah, tetapi kita sekarang memiliki bukti-bukti geologi masa lalu. Berdasarkan bukti ini, pemanasan global dapat memicu terlepasnya metana dalam jumlah yang besar, dimana sekali ia terlepas, intensitasnya akan bertambah besar. Hal ini dapat menjadi sebuah kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, karena begitu hal itu mulai terjadi, maka tak akan ada jalan untuk menghentikan pemanasan global akibat lepasnya metana secara terus-menerus. Kita DAPAT mengurangi emisi CO2 kita, tetapi kita TAK DAPAT mengurangi emisi metana begitu mereka mulai keluar, kekuatan alam yang begitu besar akan mengambil alih dan mengubah dunia kita. Kemungkinannya hal ini akan mengakibatkan pencairan lapisan es di Antartika yang lalu akan menaikkan permukaan laut sampai setinggi 50 meter dan akan mengubah total iklim di dunia ini. 

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita harus berhati-hati dan tak mengambil resiko memulai rangkaian kejadian seperti yang dijelaskan di atas. Untuk itu, kita harus mengurangi total emisi CO2 mulai dari sekarang dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi penyerap karbon seperti hutan hujan Amazon. Ini merupakan bagian ketiga dari seri artikel yang menjelaskan skenario pengaruh CO2 pada pemanasan global pada 100 tahun mendatang. Jika kita terus membakar amat banyak bahan bakar fosil seperti yang kita lakukan sekarang, maka kita akan beresiko besar memulai pemanasan global yang tak dapat dihentikan akibat pelepasan metana secara terus-menerus dalam waktu dekat di masa mendatang. SEKARANG terutama hanya dengan menurunkan emisi CO2 secara mutlak, kita akan dapat menghindari resiko itu. Dengan demikian, SEKARANG kita memerlukan Hidrogen! 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar