Anda mungkin telah mendengar peringatan
mengerikan ini berkali-kali. Karbon dioksida (CO2) dari manusia akibat
penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam
semakin menumpuk di atmosfer. Karbon dioksida adalah gas yang
menyebabkan efek rumah kaca karena panas terjebak dan tidak bisa keluar
dari atmosfer bumi sehingga suhu bumi semakin memanas. Al Gore
memperingatkan bahwa pemanasan global disebabkan oleh emisi karbon
dioksida, dapat meningkatkan permukaan air laut sebesar 20 kaki dan
dapat menimbulkan badai yang mematikan.
Beberapa ilmuwan tidak mendukung teori
ini dan prediksi lainnya yang menakutkan seperti Al Gore dan
sekutu-sekutunya berulang kali gembar-gemborkan sebagai “konsensus
ilmiah.” Pemanasan global adalah nyata dan emisi karbon dioksida yang
berkontribusi untuk itu, tetapi ini bukan krisis. Pemanasan global di
abad ke-21 cenderung sederhana, bahkan bisa jadi menguntungkan di
beberapa tempat.Bahkan dalam kasus terburuk, umat manusia akan jauh
lebih baik tahun 2100 daripada sekarang ini. Demikian pendapat para
ilmuwan tersebut.
Gas rumah kaca tetap dapat tinggal di
atmosfer selama bertahun – tahun mulai dari dekade ke ratusan dan ribuan
tahun. Tidak peduli apa yang kita lakukan, pemanasan global akan
memiliki pengaruh di Bumi. Berikut adalah 5 efek mematikan dari
pemanasan global.
5. Penyebaran penyakit
Ketika negara-negara bagian utara bumi
semakin hangat, penyakit dan serangga bermigrasi ke utara, membawa wabah
dan penyakit dengan mereka. Bahkan beberapa ilmuwan bahkan percaya
bahwa di beberapa negara berkat pemanasan global, malaria belum
sepenuhnya bisa diberantas.
4.Perairan hangat dan seringnya frekuensi badai
Ketika suhu laut naik, kemungkinan badai
timbul akan lebih sering dan kuat. Kita lihat hal ini terjadi pada pada
tahun 2004 dan 2005, dimana sejumlah badai besar menghantam beberapa
negara.
3. Peningkatan probabilitas dan intensitas kekeringan dan gelombang panas
Meskipun beberapa daerah di bumi akan
menjadi lebih basah akibat pemanasan global, daerah lain akan mengalami
kekeringan serius dan gelombang panas. Afrika akan menerima yang
terburuk, dimana kekeringan lebih parah juga bisa terjadi di Eropa. Air
sudah menjadi barang sangat langka di Afrika, dan sesuai dengan Panel
Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim, pemanasan global akan
memperburuk kondisi dan dapat memicu konflik dan perang.
2.Konsekuensi ekonomi
Sebagian besar efek antropogenik
pemanasan global tidak akan baik. Dan efek ini mengacu pada satu hal
untuk negara-negara di dunia: konsekuensi ekonomi. Badai menyebabkan
kerugian miliaran dolar akibat kerusakan, biaya perawatan dan lainnya
semakin memperburuk keadaan.
1. Es di kutub mencair
Es di kedua kutub mencair merupakan indikasi empat bahaya lainnya yang mungkin timbul.
Pertama, Hal tersebut
akan meningkatkan permukaan air laut. Ada 5.773.000 kilometer kubik air
es , gletser, dan salju permanen. Menurut National Snow and Ice Data
Center, jika semua gletser meleleh hari ini, air laut akan meningkat
sekitar 230 meter. Untungnya, itu tidak akan terjadi semua dalam waktu
bersamaan! Tapi permukaan laut akan tetap naik, perlahan namun pasti.
Kedua, topi es mencair
akan mempengaruhi ekosistem global tidak seimbang dan ketika mereka
meleleh mereka akan menghilangkan garam laut, atau membuat air laut
berkurang kadar keasinannya atau desalinisasi. Desalinisasi ini akan
membuat “kacau” arus laut. Ketidakteraturannya akan mendinginkan daerah
sekitar timur laut Amerika dan Eropa Barat. Untungnya, hal tersebut
malah yang akan memperlambat beberapa efek lain dari pemanasan global di
daerah itu!
Ketiga, suhu meningkat
dan mengubah lanskap dalam lingkaran artic akan membahayakan beberapa
jenis binatang. Hanya yang paling dapat beradaptasi akan bertahan hidup.
Keempat, pemanasan
global dapat menghilangkan bola salju dengan topi es. Topi es berwarna
putih, dan memantulkan panas sinar matahari kembali ke ruang angkasa,
lebih lanjut lagi mengenai hal tersebut jika topi es mencair,
satu-satunya reflektor adalah lautan. Kita ketahui bersama warna laut
adalah gelap dan warna gelap menyerap panas sinar matahari lebih
banyak,sehingga pemanasan bumi semakin maksimal.
Jadi apa solusinya? Apakah kita hanya
akan berdiam diri? Apakah ada efek positif dari pemanasan global?
Bagaimana dengan semua wacana tentang solusi dari pemanasan global?.
Beberapa solusi berikut munngkin dapat dikritisi teman – teman pembaca
sekalian :
1.) Hilangkan semua subsidi untuk penggunaan bahan bakar.
Subsidi untuk energi fosil adalah beban
jutaan dolar bagi pembayar pajak yang sementara itu menghasilkan manfaat
yang minimal. Meskipun program ini mungkin relatif kecil mengingat
ukuran pasar energi dalam negeri, mereka melayani hanya sebagian orang.
Potensi ancaman pemanasan global, apakah itu nyata atau tidak, hanya
satu jalan untuk menghilangkan program-program subsidi ini yaitu
Perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengakhiri subsidi energi
dengan target mengikat yang akan memberi hasil signifikan bagi
pengurangan emisi. Contohnya seperti Protokol Kyoto, yang memaksa “diet
energi” pada para negara peserta.
2.) Mencabut Program Asuransi Banjir.
Banyak keprihatinan terhadap akibat
membahayakan dari pemanasan global di AS berkaitan dengan kenaikan
permukaan laut dan banjir yang akan terjadi. Namun, banyak potensi
investasi berada di daerah-daerah rawan banjir dengan perlindungan dari
Program Asuransi Federal dari Pemerintah AS. Program ini mendorong
pembangunan di daerah-daerah rentan dengan bertindak semacam “moral
hazard”, para investor mengambil resiko yang lebih besar karena
pemerintah menyatakan akan membantu menanggung risiko itu. Reformasi
terjadap program tersebut adalah jawaban lebih realistis dari isu
pemanasan global.
3.) Reformasi Air Traffic Control Systems.
Permintaan yang lebih besar untuk
perjalanan udara berarti lebih banyak penerbangan, yang berarti lebih
besar penggunaan bahan bakar dan meningkatkan emisi. Namun, pemerintah
saat ini masih mengacu pada sistem pengendalian lalu lintas udara, yang
didasarkan pada era 1920-an yaitu Sistem Beacon yang dapat menghalangi
inovasi yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan emisi. Sebagai
aturan umum, semakin pendek penerbangan, semakin sedikit bahan bakar
akan dikonsumsi. Namun, baik maskapai maupun pilot memiliki kebebasan
untuk memilih rute yang paling langsung dan ekonomis. Memberi pilot
kebebasan untuk memetakan rute tentu saja adalah yang menarik dan
diinginkan di mata industri penerbangan, dan dampak terhadap lingkungan
akan luar biasa. Karena itu suatu reformasi menyangku lalu lintas udara
perlu dilakukan untuk mengurangi emisi akibat lalu lintas udara yang
kian padat di era globalisasi ini.
4.) Memfasilitasi Kompetisi Penyedia Listrik Swasta yang murah.
Dengan menolak model peraturan pemerintah
pusat yang memonopoli energi listrik dan memungkinkan pemasok listrik
swasta sebagai suplier listrik murah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
energi limbah dan emisi yang terkait akan berkurang jauh, pemerintah
dalam hal ini cukup sebagai regulator saja. Pengurangan limbah ini akan
membuktikan manfaat ekonomis bahkan jika emisi itu sendiri tidak
menimbulkan masalah.
5.) Mengurangi Hambatan peraturan pembangunan energi nuklir.
Tidak ada teknologi lain selain nuklir
yang terbukti mampu memberikan energi bebas emisi pada skala yang
dibutuhkan untuk membuat pengurangan signifikan dalam emisi karbon.
Masalahnya adalah bahwa berkat para aktivis lingkungan anti-nuklir pada
1970-an, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk membangun sebuah pabrik
nuklir. Hal ini mendorong pengembangan dan biaya konstruksi sampai
tingkat tidak ekonomis dan kompetitif dengan membangun bentuk pembangkit
listrik dengan bahan bakar seperti batubara dan gas alam. Menurut
lembaga energi nuklir, dibutuhkan 10 tahun dari konsep untuk operasi
untuk membangun pabrik nuklir, dan hanya empat di antaranya adalah
konstruksi, sisanya izin pengembangan aplikasi (2 tahun) dan pengambilan
keputusan oleh Komisi Pengatur Nuklir (4 tahun).
Yah, mari kita memupuk harapan untuk
dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia, kita bisa mulai
mencegah pemanasan global dari sekarang, dari apa yang kita miliki dan
mulai dari diri kita. Tidak akan pernah terlambat untuk melakukan
perbuatan baik.