Senin, 18 Februari 2013

Mencairnya Es Picu Pemanasan Global




Menyusutnya tutupan es dan salju di belahan bumi utara merefleksikan semakin sedikitnya cahaya matahari yang kembali ke luar angkasa dalam sebuah mekanisme yang dapat memperparah pemanasan global. Studi ilmuwan Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa mekanisme itu sebelumnya sempat diremehkan.

Data satelit mengindikasikan bahwa es laut Arktik, gletser, salju musim dingin, dan es Greenland hanya melontarkan sedikit energi kembali ke luar angkasa sejak 1979 hingga 2008. Itu terlihat dari semakin sedikitnya bayangan cahaya putih di atas tanah atau air, yang jauh lebih gelap dan menyerap lebih banyak panas.

Studi memperkirakan bahwa es dan salju di belahan bumi utara kini merefleksikan energi surya sekitar 3,3 watt per meter persegi ke lapisan atmosfer atas, menurun 0,45 watt per meter persegi sejak akhir 1970-an. "Efek pendinginan tereduksi, dan hal ini meningkatkan jumlah energi surya yang diserap bumi," kata Mark Flanner, staf pengajar di University of Michigan dan peneliti utama studi. "Penurunan energi surya yang direfleksikan lewat pemanasan jauh lebih besar daripada hasil simulasi pemodelan iklim yang baru dilakukan."

Temuan Flanner dan tim ilmuwan Amerika itu telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience. "Kesimpulannya adalah bahwa cryosfer, area es dan salju, sangat sensitif dan juga mendorong perubahan iklim yang jauh lebih kuat daripada dugaan semula," katanya.

Semakin banyak lahan dan air yang terekspos pada sinar matahari, semakin banyak panas yang terserap dan akhirnya mempercepat melelehnya salju serta es di sekitarnya. Es laut Arktik, misalnya, menyusut tajam dalam beberapa dasawarsa terakhir sesuai dengan kecenderungan yang menurut tim panel Perserikatan Bangsa-Bangsa disebabkan oleh gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil di pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.

Sejumlah studi memperkirakan es laut Arktik akan lenyap dalam musim panas pada abad ini, sehingga mengancam kehidupan beruang kutub dan binatang lain, tradisi perburuan suku-suku yang mendiami daerah kutub, serta memperburuk perubahan iklim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar